Cara Mudah Membuat Daftar Pustaka dari Hasil Wawancara untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Menyusun skripsi, tesis, atau disertasi memerlukan banyak sekali referensi dari berbagai sumber, salah satunya adalah hasil wawancara. Namun, banyak mahasiswa yang kesulitan dalam membuat daftar pustaka dari hasil wawancara. Padahal, cara membuat daftar pustaka dari hasil wawancara cukup mudah, lho!
Masalah Umum dalam Membuat Daftar Pustaka dari Hasil Wawancara
- Tidak mengetahui format penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan kaidah ilmiah.
- Bingung menentukan identitas penulis (narasumber) yang tepat.
- Tidak dapat membedakan antara kutipan langsung dan tidak langsung dari hasil wawancara.
- Kesulitan dalam mengidentifikasi informasi penting dari hasil wawancara yang akan dimasukkan ke dalam daftar pustaka.
Cara membuat daftar pustaka dari hasil wawancara
- Catat identitas narasumber secara lengkap, meliputi nama, jabatan, instansi/lembaga, dan tanggal wawancara.
- Tuliskan kutipan langsung atau tidak langsung dari hasil wawancara yang akan dimasukkan ke dalam daftar pustaka.
- Berikan nomor urut pada setiap kutipan yang diambil dari hasil wawancara.
- Susun daftar pustaka berdasarkan abjad nama belakang narasumber.
- Format penulisan daftar pustaka dari hasil wawancara:
Nama Belakang, Nama Depan. (Tahun). Judul Hasil Wawancara/Karya Ilmiah. [Jenis Karya Ilmiah]. Kota: Nama Universitas.
Contoh daftar pustaka dari hasil wawancara:
Sugiyono, Imam. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. [Buku]. Jakarta: Universitas Indonesia.
Wibowo, Asep. (2020). Peran Media Sosial dalam Pemilu 2019. [Skripsi]. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Kesimpulan
Membuat daftar pustaka dari hasil wawancara tidaklah sulit. Asalkan, mahasiswa mengetahui format penulisan yang sesuai dengan kaidah ilmiah dan dapat membedakan antara kutipan langsung dan tidak langsung dari hasil wawancara. Dengan demikian, mahasiswa dapat membuat daftar pustaka yang baik dan benar untuk skripsi, tesis, atau disertasinya.
Cara Membuat Daftar Pustaka dari Hasil Wawancara
Pendahuluan
Dalam proses penulisan karya ilmiah, salah satu bagian penting yang harus diperhatikan adalah daftar pustaka. Daftar pustaka berisi sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah tersebut. Sumber-sumber ini dapat berupa buku, jurnal, artikel, wawancara, dan lain sebagainya. Pada artikel ini, kita akan membahas cara membuat daftar pustaka dari hasil wawancara.
1. Pengertian Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk suatu penelitian atau penulisan karya ilmiah.
2. Jenis-Jenis Wawancara
Ada beberapa jenis wawancara, antara lain:
- Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan kepada narasumber secara berurutan.
- Wawancara semi-terstruktur
Dalam wawancara semi-terstruktur, pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, tetapi pewawancara juga dapat mengajukan pertanyaan tambahan sesuai dengan jawaban narasumber.
- Wawancara tidak terstruktur
Dalam wawancara tidak terstruktur, pewawancara tidak memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan apa saja kepada narasumber sesuai dengan kebutuhan.
3. Teknik Melakukan Wawancara
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan wawancara, antara lain:
- Menyiapkan daftar pertanyaan
Sebelum melakukan wawancara, sebaiknya pewawancara menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Daftar pertanyaan ini harus disusun secara sistematis dan sesuai dengan tujuan wawancara.
- Membangun hubungan baik dengan narasumber
Sebelum memulai wawancara, pewawancara sebaiknya membangun hubungan baik dengan narasumber. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyapa narasumber dengan ramah, memperkenalkan diri, dan menjelaskan tujuan wawancara.
- Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan terarah
Pewawancara harus mengajukan pertanyaan dengan jelas dan terarah agar narasumber dapat memahami pertanyaan tersebut dengan baik. Pewawancara juga harus menghindari pertanyaan yang bersifat ambigu atau tidak relevan dengan tujuan wawancara.
- Mendengarkan jawaban narasumber dengan seksama
Pewawancara harus mendengarkan jawaban narasumber dengan seksama agar dapat menangkap informasi yang penting. Pewawancara juga harus menunjukkan bahwa dirinya tertarik dengan jawaban narasumber dengan cara memberikan tanggapan atau pertanyaan tambahan.
- Mencatat jawaban narasumber
Pewawancara harus mencatat jawaban narasumber secara lengkap dan akurat. Catatan ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menulis karya ilmiah.
4. Membuat Daftar Pustaka dari Hasil Wawancara
Setelah melakukan wawancara, pewawancara harus membuat daftar pustaka dari hasil wawancara tersebut. Daftar pustaka ini dapat dibuat dengan cara sebagai berikut:
- Menuliskan nama narasumber
Nama narasumber harus ditulis dengan lengkap, meliputi nama depan, nama tengah, dan nama belakang.
- Menuliskan jabatan narasumber
Jabatan narasumber harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
- Menuliskan tanggal wawancara
Tanggal wawancara harus ditulis dengan lengkap, meliputi tanggal, bulan, dan tahun.
- Menuliskan topik wawancara
Topik wawancara harus ditulis dengan jelas dan singkat.
- Menuliskan tempat wawancara
Tempat wawancara harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
Berikut adalah contoh daftar pustaka dari hasil wawancara:
Nama Narasumber: John Doe
Jabatan Narasumber: Direktur Utama PT. XYZ
Tanggal Wawancara: 1 Januari 2023
Topik Wawancara: Tantangan dan Peluang Industri XYZ di Era Digital
Tempat Wawancara: Kantor Pusat PT. XYZ
5. Manfaat Daftar Pustaka
Daftar pustaka memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Menunjukkan sumber informasi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
Daftar pustaka menunjukkan kepada pembaca sumber-sumber informasi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karya ilmiah tersebut didasarkan pada data dan fakta yang valid.
- Memberikan penghargaan kepada narasumber
Daftar pustaka memberikan penghargaan kepada narasumber yang telah memberikan informasi untuk penulisan karya ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa penulis menghargai kontribusi narasumber dalam penulisan karya ilmiah tersebut.
- Memudahkan pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut
Daftar pustaka memudahkan pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut tentang topik yang dibahas dalam karya ilmiah. Pembaca dapat menggunakan daftar pustaka untuk menemukan sumber-sumber informasi yang relevan dengan topik tersebut.
6. Kesimpulan
Daftar pustaka merupakan bagian penting dari karya ilmiah. Daftar pustaka berfungsi untuk menunjukkan sumber-sumber informasi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, memberikan penghargaan kepada narasumber, dan memudahkan pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis karya ilmiah harus membuat daftar pustaka dengan benar dan lengkap.
FAQ:
- Apa saja jenis-jenis wawancara?
Jenis-jenis wawancara meliputi wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
- Apa saja teknik melakukan wawancara?
Teknik melakukan wawancara meliputi menyiapkan daftar pertanyaan, membangun hubungan baik dengan narasumber, mengajukan pertanyaan dengan jelas dan terarah, mendengarkan jawaban narasumber dengan seksama, dan mencatat jawaban narasumber.
- Bagaimana cara membuat daftar pustaka dari hasil wawancara?
Cara membuat daftar pustaka dari hasil wawancara adalah dengan menuliskan nama narasumber, jabatan narasumber, tanggal wawancara, topik wawancara, dan tempat wawancara.
- Apa manfaat daftar pustaka?
Manfaat daftar pustaka meliputi menunjukkan sumber informasi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, memberikan penghargaan kepada narasumber, dan memudahkan pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut.
- Apa yang harus diperhatikan dalam membuat daftar pustaka?
Dalam membuat daftar pustaka, penulis harus memperhatikan ketepatan informasi, kelengkapan informasi, dan keseragaman format.